Dalam kehidupan kita sehari-hari tidak terlepas dari ketergantungan kita kepada uang sebagai alat transaksi yang diterima oleh masyarakat luas. Tanpa uang kita akan mengalami kesulitan karena harus menggunakan sistem barter di mana kita harus mencari keinginan yang sama terlebih dahulu antara penjual dan pembeli sebelum transaksi dilakukan kecuali sistem barter dinar emas dan dirham perak.
Uang biasanya memiliki banyak pecahan nominal mulai dari yang sangat kecil yang biasa kita sebut dengan uang receh dan uang pecahan besar. Nilai setiap pecahan berbeda-beda, di mana yang kecil hanya bisa ditukar dengan barang-barang bernilai rendah dan uang besar bisa ditukar atau setara dengan dengan barang yang nilainya lebih besar. Mata uang yang baik haruslah memiliki banyak pecahan serta jumlahnya cukup untuk memudahkan suatu masyarakat untuk melakukan transaksi.
Baik uang yang kecil dan besar sama-sama memiliki kelemahan / kekurangan / keburukan / kutukan masing-masing, yaitu antara lain :
A. Keburukan Uang Kecil (Uang Recehan)
1. Masyarakat biasanya tidak menjaga kondisi uang sehingga cepat rusak seperti lusuh, kotor, sobek, bolong, ada tulisan, dan lain-lain.
2. Kadang sulit untuk menyetor ke bank (bank menolak) karena sulit menghitung atau alasan lainnya.
3. Sulit untuk mendapatkannya karena mesin atm (anjungan tunai mandiri / automatic teller machine) hanya mengeluarkan uang nominal besar.
4. Orang-orang dari kalangan ekonomi menengah ke atas biasanya agak sungkan atau enggan banyak-banyak menyimpan uang receh sehingga akan mengalami kesulitan pada saat-saat tertentu.
5. Di simpan sembarangan atau bahkan digeletakkan begitu saja tanpa pengawasan sehingga rentan hilang jika ada pencuri lewat.
6. Mungkin lebih banyak mengandung kuman penyakit karena banyak tangan yang telah memegangnya dan kondisinya yang lusuh lebih mudah menyimpan virus bakteri penyebab penyakit.
Contoh uang kecil (tergantung persepsi seseorang/masyarakat) :
Rupiah Nominal 100, 500, 1.000, 2.000 dan 5.000.
B. Keburukan Uang Besar
1. Banyak pedagang kecil yang tidak mau menerima nominal sangat besar karena tidak punya uang kembalian maupun merasa sulit untuk menyiapkan pengembalian uang dalam jumlah besar.
2. Menjadi incaran utama para pelaku tindak kejahatan seperti perampok, pemalak, oknum polisi nakal, maling, koruptor, dan lain-lain.
3. Kita lebih merasa aman jika disimpan di bank, di brankas / lemari besi atau di dalam dompet.
4. Anak-anak kecil biasanya dilarang atau tidak dipercaya untuk memegang dan menyimpan uang besar sehingga proses edukasi kurang berjalan.
5. Sulit untuk menukar atau memecah uang nominal sangat besar menjadi nominal sangat kecil karena jumlah uang kecil yang sangat terbatas pada masyarakat.
6. Berat untuk merelakan uang besar untuk amal / donasi mengingat opportunity cost yang dederita cukup besar.
Contoh uang kecil (tergantung persepsi seseorang/masyarakat) :
Rupiah Nominal 10.000, 20.000, 50.000 dan 100.000.
Jika anda punya tambahan silahkan berbagi dengan kami melalui kolom komentar di bawah ini. Semoga artikel ini bisa memberi manfaat bagi kita semua. Terima kasih
Uang biasanya memiliki banyak pecahan nominal mulai dari yang sangat kecil yang biasa kita sebut dengan uang receh dan uang pecahan besar. Nilai setiap pecahan berbeda-beda, di mana yang kecil hanya bisa ditukar dengan barang-barang bernilai rendah dan uang besar bisa ditukar atau setara dengan dengan barang yang nilainya lebih besar. Mata uang yang baik haruslah memiliki banyak pecahan serta jumlahnya cukup untuk memudahkan suatu masyarakat untuk melakukan transaksi.
Baik uang yang kecil dan besar sama-sama memiliki kelemahan / kekurangan / keburukan / kutukan masing-masing, yaitu antara lain :
A. Keburukan Uang Kecil (Uang Recehan)
1. Masyarakat biasanya tidak menjaga kondisi uang sehingga cepat rusak seperti lusuh, kotor, sobek, bolong, ada tulisan, dan lain-lain.
2. Kadang sulit untuk menyetor ke bank (bank menolak) karena sulit menghitung atau alasan lainnya.
3. Sulit untuk mendapatkannya karena mesin atm (anjungan tunai mandiri / automatic teller machine) hanya mengeluarkan uang nominal besar.
4. Orang-orang dari kalangan ekonomi menengah ke atas biasanya agak sungkan atau enggan banyak-banyak menyimpan uang receh sehingga akan mengalami kesulitan pada saat-saat tertentu.
5. Di simpan sembarangan atau bahkan digeletakkan begitu saja tanpa pengawasan sehingga rentan hilang jika ada pencuri lewat.
6. Mungkin lebih banyak mengandung kuman penyakit karena banyak tangan yang telah memegangnya dan kondisinya yang lusuh lebih mudah menyimpan virus bakteri penyebab penyakit.
Contoh uang kecil (tergantung persepsi seseorang/masyarakat) :
Rupiah Nominal 100, 500, 1.000, 2.000 dan 5.000.
B. Keburukan Uang Besar
1. Banyak pedagang kecil yang tidak mau menerima nominal sangat besar karena tidak punya uang kembalian maupun merasa sulit untuk menyiapkan pengembalian uang dalam jumlah besar.
2. Menjadi incaran utama para pelaku tindak kejahatan seperti perampok, pemalak, oknum polisi nakal, maling, koruptor, dan lain-lain.
3. Kita lebih merasa aman jika disimpan di bank, di brankas / lemari besi atau di dalam dompet.
4. Anak-anak kecil biasanya dilarang atau tidak dipercaya untuk memegang dan menyimpan uang besar sehingga proses edukasi kurang berjalan.
5. Sulit untuk menukar atau memecah uang nominal sangat besar menjadi nominal sangat kecil karena jumlah uang kecil yang sangat terbatas pada masyarakat.
6. Berat untuk merelakan uang besar untuk amal / donasi mengingat opportunity cost yang dederita cukup besar.
Contoh uang kecil (tergantung persepsi seseorang/masyarakat) :
Rupiah Nominal 10.000, 20.000, 50.000 dan 100.000.
Jika anda punya tambahan silahkan berbagi dengan kami melalui kolom komentar di bawah ini. Semoga artikel ini bisa memberi manfaat bagi kita semua. Terima kasih
0 Respon Pada "Sifat Buruk/Kelemahan/Kutukan Uang Kecil (Receh-Recehan) dan Uang Besar"
Posting Komentar