Saat ini sudah beredar uang kertas tiruan yang mirip dengan uang asli yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia. Uang tersebut bisa dengan bebas beredar di mana-mana karena merupakan uang mainan yang target penggunanya adalah anak-anak. Dari segi desain dan ukuran mirip dengan uang kertas asli, hanya saja ditambahi tulisan uang mainan sebagai pembeda utamanya.
Agar kita tidak dirugikan oleh pengedaran uang mainan yang mirip dengan uang asli, hendaknya kita selalu mengecek uang yang kita terima secara seksama satu persatu. Jangan sampai kita menjadi korban kelalaian kita sendiri. Di samping itu kita pun harus waspada dengan peredaran uang palsu (upal) yang bisa saja bentuk dan rupanya hampir mirip dengan uang asli. Diraba, dilihat dan diterawang adalah cara-cara yang cukup efektif dalam menangkal uang palsu.
Dalam kehidupan sehari-hari sudah ada orang yang tertipu menerima uang mainan yang dikira uang asli pada awalnya. Pemerintah dan Bank Indonesia pun sudah sigap dengan mulai melakukan tindakan yang bisa berujung pidana kepada para produsen, penjual dan juga pembeli uang mainan. Bagaimana pun juga uang rupiah adalah salah satu lambang negara yang harus kita hormati. Jika anak kita mempunyai uang rupiah mainan maka sebaiknya dimusnahkan saja agar tidak disalahgunakan yang menyebabkan hal-hal yang tidak kita inginkan.
Namun untuk mata uang yang lebih stabil kita bisa menggunakan dinar emas dan dirham perak seperti yang terjadi di masa lalu. Atau bisa juga menggunakan emas batangan yang dikeluarkan oleh BUMN Logam Mulia (LM) / Aneka Tambang (Antam) sebagai alat transaksi yang relatif aman dari penurunan nilai mata uang rupiah dan mata uang lainnya di dunia. Saat ini dinar, dirham dan emas batangan berbagai pecahan bisa kita dapatkan dengan mudah di internet, dan di toko-toko tertentu. Yang jelas kita harus waspada dalam membeli karena mungkin saja ada emas dan perak palsu untuk menipu pembeli yang kurang waspada.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Respon Pada "Saat Menerima Uang; Cek Uang Mainan, Palsu atau Asli"
Posting Komentar