Bagi anda yang pernah mengalami sakit maag tentunya merupakan pengalaman yang paling tidak menyenangkan buat anda. Rasa mual, perih, kembung yang anda rasakan adalah hal yang sangat menyiksa dan sangat menggangu aktifitas anda karena datangnya dengan tiba-tiba dan mendadak. Grastritis atau yang secara umum lebih dikenal dengan penyakit “maag†atau sakit ulu hati adalah peradangan pada dinding lambung.
Keadaan ini dapat diakibatkan dari makanan yang mengiritasi mukosa lambung, pengeluaran mukosa lambung yang berlebihan oleh sekret lambung sendiri dan kadang-kadang karena peradangan bakteri. Dalam kondisi lainnya mengkonsumsi alkohol juga dapat menimbulkan grastritis adalah iritasi atau penipisan selaput lambung. Faktor psikologis juga salah satu faktor yang mendasari adanya gangguan ini selain dari pada faktor organik seperti adanya luka/peradangan pada saluran cerna bagian atas lambung.
Adanya rasa sakit atau rasa penuh di daerah ulu hati, gangguan menelan, bersendawa, perut kembung, dan lain-lain adalah gejala dari maag. Jika berlanjut atau kambuh kembali maka, segera cari penyebabnya seperti infeksi, makanan, obat-obatan, atau kebiasaan minum penderita. Penyakit ini sering dijumpai timbul secara mendadak, itu disebabkan karena kebiasaan mengkonsumsi suatu jenis makanan yang sensitif terhadap orang tersebut seperti makan terlalu cepat dan makan dengan gangguan emosional.
Kondisi yang timbul mendadak atau sakit mag (akut) umumnya berlangsung singkat. Sedangkan gejala atau kondisi yang kadang timbul secara menahun (kronis), di mana tidak diketahui secara pasti dengan jelas penyebabnya. Penyakit grastritis yang kronis dapat dimulai dengan adanya infeksi suatu bakteri yang disebut dengan helicobacter pylori, sehingga mengganggu pertahanan dinding mukosa. Gejala-gejalanya seperti hilangnya nafsu makan, rasa kenyang, nyeri ulu hati yang samar-samar, mual dan muntah. Secara garis besar, pembagian grastritis dibagi menjadi 2 bagian :
1. Grastritis akut
Grastritis akut adalah inflamasi akut dari lambung, biasanya terbatas pada muklosa. Dan secara garis besar grastritis akut dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu grastritis eksogen akut dan grastritis endogen akut. Karena bahan kimia, oleh termis, mekanis iritasi bakterial adalah faktor-faktor penyebab yang biasanya terjadi pada grastritis eksogen akut. Sedangkan yang terjadi karena kelainan tubuh adalah penyebab dari grastritis endogen akut. Grastritis akut dapat terjadi tanpa diketahui penyebabnya.
Salah satu grastritis akut yang manifestasi klinisnya dapat berbentuk penyakit yang berat adalah grastritis erosif atau grastritis hemoragik. Adapun gejala-gejala klinis yang sering menimbulkan grastritits erosif adalah trauma yang luas, gagal ginjal, oprasi besar, luka bakar yang meluas, trauma kepala, dan septikemia. Sedangkan penyebab lain adalah berasal dari obat-obatan, misalnya aspirin dan obat anti inflamasi non-steroid.
Faktor-faktor yang menyebabkan grastritis erosif adalah :
• Iskemia pada mukosa gaster
• Faktor pepsin
• Refluks empedu dan
• Cairan pankreas
Gambaran klinis grastritis akut erosif sangat berfariasi, mulai dari yang sangat ringan asimtomatik sampai dengan yang berat yang dapat menimbulkan kematian. Sebagian kasus rata-rata yang dialami merupakan gejala yang ringan bahkan asimtomatis. Keluhan yang sering dirasakan seperti nyeri timbul pada ulu hati, kadang-kadang disertai mual dan muntah. Perdarahan saluran cerna sering merupakan satu-satunya gejala. Pada kasus yang sangat berat, gejala yang paling dirasakan adalah hematemesis dan melena yang terjadi sangat hebat dan sampai terjadi renjatan karena kehilangan darah.
Diagnosis ditegakan dengan pemeriksaan gastroduodenoskopi pada grastritis akut erosif pada setiap pasien dengan keadaan klinis yang berat atau pengguna aspirin atau obat anti-inflamasi non-steroid. Pemeriksaan radiologi dengan kontras tidak memberikan manfaat yang berarti dalam menegakan diagnosis akut.
Bagi pengguna aspirin, pencegahan terbaik adalah dengan misoprosto. Namun sebaiknya pengobatan meliputi pencegahan terhadap setiap pasien dengan resiko tinggi, pengobatan terhadap penyakit yang mendasari, dan menghentikan obat yang dapat menjadi kausa dan pengobatan suportif. Pencegahan dapat dilakukan dengan memberikan antasida atau antagonis H2’ sehingga dicapai pH lambung eâ€4. sebagian kecil pasien perlu dilakukan tindakan yang bersifat invasif untuk menghentikan perdarahan yang mengancam jiwa, contohnya dengan endoskopi skleroterapi, embolisasi arteri gastrika kiri, atau gastrektomi. Pemberian antasida H2 dan sukralfat tetap dianjurkan walaupun efek terapeutiknya masih diragukan.
2. Gastritis kronis
Lambung yang mungkin mengalami inflamasi kronis dari tipe tertentu sehingga menyebabkan gastritis dari tipe yang spesifik disebut gastritis kronisa. Terjadinya infiltrasi sel radang yang terjadi pada lamina propria, daerah epitelial atau pada kedua daerah tersebut terutama terdiri atas limfosit dan sel plasma disebut gastritis kronis. Infeksi kuman Helicobacter pylori yang juga merupakan penyebab gastritis yang termasuk dalam kelompok gastritis kronis. Peningkatan aktifitas gastritis kronis ditandai dengan kehadiran granulosit netrofil pada daerah tersebut.
Klasifikasi yang sering digunakan adalah :
1. Apabila sebukan sel radang kronis terbatas pada lamina propia mukosa superfisialis dann adema yang memisahkan kelenjar-kelenjar mukosa, sedangkan sel-sel kelenjar tetap utuh disebut gastritis kronis superfisialis.
2. Terjadinya perubahan histopatogik kelenjar mukosa lambung menjadi kelenjar mukosa usus halus yang mengandung sel goblet adalah metaplasia intestinalis. Perubahan tersebut dapat terjadi hampir pada seluruh segmen lambung, tetapi dapat pula hanya merupakan bercak-bercak pada bagian beberapa lambung.
3. Apabila sel-sel radang kronis menyebar lebih dalam disertai distorsi dan destruksi sel-sel kelenjar yang lebih nyata disebut gastritis kronis atrofik.
4. Pada saat struktur kelejar-kelenjar menghilangdan terpisah satu sama lain secara nyata dengan jaringan mengikat, sedangkan sebukan sel-sel radang juga menurun, atrofi lambung dianggap merupakan stadium akhir gastritis kronis. Dan mukosa menjadi sangat tipis, sehingga dapat menerangkan mengapa pembuluh darah menjadi terlihat pada saat pemeriksaan endoskopi.
Sedang menurut distribusi anatomisnya, gastritis kronis dapat dibagi menjadi :
• Maag kronis korups tipe A, dimana perubahan histopatologik terjadi pada korpus dan kardia lambung. Tipe ini sering dihubungkan dengan proses oto–imun dan dapat berlanjut menjadi anemia pernisiosa.
• Maag kronis antrim tipe B, tipe ini merupakan tipe yang paling sering dijumpai, yang sering dihubungkan dengan infeksi kuman Helycobacter pylori (H. Pyilori).
• Maag multifokal atau tipe AB yang distribusinya meyebar ke seluruh gaster (lambung). Seiring dengan orang yang lanjut usia, penyebaran ke arah korupspun meningkat.
Pada gastritis kronis oto-imun pengobatannya ditujukan pada anemia pernisiosa yang diakibatkannya. Untuk memperbaiki keadaan anemianya,dapat menggunakan vitamin B-12 parenteral. Pada gastritis kronis yang berhubungan dengan kuman tersebut dianjurkan Eradikasi H. Pylori. Eradikasi dapat mengembalikan gambaran histopatologimenjadi normal.
Adapun berbagai kombinasi obat untuk eradikasi kuman H. Pylori adalah :
1. Quadriple therapy (bila terapi setandar dengan terapi triple gagal).
Kombinasi antara PPI (lihat diatas), CBS (4 x 120 mg/hari) dengan dua macam anti biotika dipilih dari Amoksisilin, Klaritomisin, Tetrasiklin atau Metonodasol
2. Triple drugs (diberikan 1-2 minggu)
Bismuth triple therapy : Colloidal bismuth subnitrat (CBS) 4 x 120 mg / hari + Pilih 2 diantara 3 : Metronidasol 4 x 500 mg / hari, Amoksisilin 4 x 500 mg/hari, dan Tetrasiklin 4 x 500 mg/hari.
“Proton Pump Inhibitor (PPI) based†triple therapy :
Omeprasol 2 x 20 mg/hari atau Lansoprasol 2 x 30 mg/hari atau Lansoprasol 2 x 40 mg/hari + 2 antibiotika dari : Klaritromosin 2 x 250-500 mg/hari, Amoksisilin 2 x 1000 mg/hari atau metronidasol 2 x 400-500 mg/hari.
Adanya luka dalam perut yang timbul pada seseorang yang menjadikan orang tersbut nyeri ulu hati yang sangat perih,dikarenakan orang tersebut menderita gastritis dalam waktu yang lama. Luka dapat terjadi pada dinding lambung ataupun pada dinding usus halus atau duodenum. Dalam sistem pencernaan, pengaturan makanan dalam perut dilaksanakan oleh sejumlah hormon dan persyarafan. Terjadinya luka pada dinding lambung karena adanya gangguan pada pengaturan syaraf dan hormonal, dan sering kali mengeluarkan asam lambung.
Penyebab dan Gejala-Gejala Penyakit Maag (Gastritis)
Adapun penyebab dari penyakit ini dibedakan menjadi dua macam yaitu dikarenakan zat eksternal dan internal. Zat eksternal adalah zat dari luar tubuh yang dapat menyebabkan korosif atau iritasi lambung. Sedangkan zat internal adalah pengeluaran zat asam lambung yang berlebihan dan tidak teratur. Adapun gejala lain yang bisa terjadi adalah karena stres yang berkepanjangan yang dapat mengakibatkan produksi asam lambung berlebih.
Kondisi-kondisi penyebabnya antara lain :
1. Penyebab zat eksternal yang menyebabkan iritasi dan infeksi
• Alkohol
• Obat-obatan
• Infeksi bakteri atau virus
• Bahan korosif
• Keracunan
2. Penyebab zat internal (adanya penyebab meningkatnya asam lambung yang berlebihan)
• Sering makan makanan asam, pedas termasuk lada
• Kebiasaan makan yang tidak teratur
• Kondisi psikologis stres mental dan frustrasi
Semua penyebab-penyebab tersebut dapat menyebabkan kerusakan ketahanan selaput lambung. Apabila keadaan tersebut dibiarkan secara terus menerus tanpa adanya asupan makanan yang masuk maka, akan terjadi peningkatan asam lambung yang akan meningkatkan perangsangan kolinergik selanjutnya akan meningkatkan motilitas lambung. Peningkatan motilitas lambung dapat menyebabkan erosi pada lambung, jika dibiarkan maka dapat menyebabkan tukak lambung.
Keadaan ini dapat diakibatkan dari makanan yang mengiritasi mukosa lambung, pengeluaran mukosa lambung yang berlebihan oleh sekret lambung sendiri dan kadang-kadang karena peradangan bakteri. Dalam kondisi lainnya mengkonsumsi alkohol juga dapat menimbulkan grastritis adalah iritasi atau penipisan selaput lambung. Faktor psikologis juga salah satu faktor yang mendasari adanya gangguan ini selain dari pada faktor organik seperti adanya luka/peradangan pada saluran cerna bagian atas lambung.
Adanya rasa sakit atau rasa penuh di daerah ulu hati, gangguan menelan, bersendawa, perut kembung, dan lain-lain adalah gejala dari maag. Jika berlanjut atau kambuh kembali maka, segera cari penyebabnya seperti infeksi, makanan, obat-obatan, atau kebiasaan minum penderita. Penyakit ini sering dijumpai timbul secara mendadak, itu disebabkan karena kebiasaan mengkonsumsi suatu jenis makanan yang sensitif terhadap orang tersebut seperti makan terlalu cepat dan makan dengan gangguan emosional.
Kondisi yang timbul mendadak atau sakit mag (akut) umumnya berlangsung singkat. Sedangkan gejala atau kondisi yang kadang timbul secara menahun (kronis), di mana tidak diketahui secara pasti dengan jelas penyebabnya. Penyakit grastritis yang kronis dapat dimulai dengan adanya infeksi suatu bakteri yang disebut dengan helicobacter pylori, sehingga mengganggu pertahanan dinding mukosa. Gejala-gejalanya seperti hilangnya nafsu makan, rasa kenyang, nyeri ulu hati yang samar-samar, mual dan muntah. Secara garis besar, pembagian grastritis dibagi menjadi 2 bagian :
1. Grastritis akut
Grastritis akut adalah inflamasi akut dari lambung, biasanya terbatas pada muklosa. Dan secara garis besar grastritis akut dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu grastritis eksogen akut dan grastritis endogen akut. Karena bahan kimia, oleh termis, mekanis iritasi bakterial adalah faktor-faktor penyebab yang biasanya terjadi pada grastritis eksogen akut. Sedangkan yang terjadi karena kelainan tubuh adalah penyebab dari grastritis endogen akut. Grastritis akut dapat terjadi tanpa diketahui penyebabnya.
Salah satu grastritis akut yang manifestasi klinisnya dapat berbentuk penyakit yang berat adalah grastritis erosif atau grastritis hemoragik. Adapun gejala-gejala klinis yang sering menimbulkan grastritits erosif adalah trauma yang luas, gagal ginjal, oprasi besar, luka bakar yang meluas, trauma kepala, dan septikemia. Sedangkan penyebab lain adalah berasal dari obat-obatan, misalnya aspirin dan obat anti inflamasi non-steroid.
Faktor-faktor yang menyebabkan grastritis erosif adalah :
• Iskemia pada mukosa gaster
• Faktor pepsin
• Refluks empedu dan
• Cairan pankreas
Gambaran klinis grastritis akut erosif sangat berfariasi, mulai dari yang sangat ringan asimtomatik sampai dengan yang berat yang dapat menimbulkan kematian. Sebagian kasus rata-rata yang dialami merupakan gejala yang ringan bahkan asimtomatis. Keluhan yang sering dirasakan seperti nyeri timbul pada ulu hati, kadang-kadang disertai mual dan muntah. Perdarahan saluran cerna sering merupakan satu-satunya gejala. Pada kasus yang sangat berat, gejala yang paling dirasakan adalah hematemesis dan melena yang terjadi sangat hebat dan sampai terjadi renjatan karena kehilangan darah.
Diagnosis ditegakan dengan pemeriksaan gastroduodenoskopi pada grastritis akut erosif pada setiap pasien dengan keadaan klinis yang berat atau pengguna aspirin atau obat anti-inflamasi non-steroid. Pemeriksaan radiologi dengan kontras tidak memberikan manfaat yang berarti dalam menegakan diagnosis akut.
Bagi pengguna aspirin, pencegahan terbaik adalah dengan misoprosto. Namun sebaiknya pengobatan meliputi pencegahan terhadap setiap pasien dengan resiko tinggi, pengobatan terhadap penyakit yang mendasari, dan menghentikan obat yang dapat menjadi kausa dan pengobatan suportif. Pencegahan dapat dilakukan dengan memberikan antasida atau antagonis H2’ sehingga dicapai pH lambung eâ€4. sebagian kecil pasien perlu dilakukan tindakan yang bersifat invasif untuk menghentikan perdarahan yang mengancam jiwa, contohnya dengan endoskopi skleroterapi, embolisasi arteri gastrika kiri, atau gastrektomi. Pemberian antasida H2 dan sukralfat tetap dianjurkan walaupun efek terapeutiknya masih diragukan.
2. Gastritis kronis
Lambung yang mungkin mengalami inflamasi kronis dari tipe tertentu sehingga menyebabkan gastritis dari tipe yang spesifik disebut gastritis kronisa. Terjadinya infiltrasi sel radang yang terjadi pada lamina propria, daerah epitelial atau pada kedua daerah tersebut terutama terdiri atas limfosit dan sel plasma disebut gastritis kronis. Infeksi kuman Helicobacter pylori yang juga merupakan penyebab gastritis yang termasuk dalam kelompok gastritis kronis. Peningkatan aktifitas gastritis kronis ditandai dengan kehadiran granulosit netrofil pada daerah tersebut.
Klasifikasi yang sering digunakan adalah :
1. Apabila sebukan sel radang kronis terbatas pada lamina propia mukosa superfisialis dann adema yang memisahkan kelenjar-kelenjar mukosa, sedangkan sel-sel kelenjar tetap utuh disebut gastritis kronis superfisialis.
2. Terjadinya perubahan histopatogik kelenjar mukosa lambung menjadi kelenjar mukosa usus halus yang mengandung sel goblet adalah metaplasia intestinalis. Perubahan tersebut dapat terjadi hampir pada seluruh segmen lambung, tetapi dapat pula hanya merupakan bercak-bercak pada bagian beberapa lambung.
3. Apabila sel-sel radang kronis menyebar lebih dalam disertai distorsi dan destruksi sel-sel kelenjar yang lebih nyata disebut gastritis kronis atrofik.
4. Pada saat struktur kelejar-kelenjar menghilangdan terpisah satu sama lain secara nyata dengan jaringan mengikat, sedangkan sebukan sel-sel radang juga menurun, atrofi lambung dianggap merupakan stadium akhir gastritis kronis. Dan mukosa menjadi sangat tipis, sehingga dapat menerangkan mengapa pembuluh darah menjadi terlihat pada saat pemeriksaan endoskopi.
Sedang menurut distribusi anatomisnya, gastritis kronis dapat dibagi menjadi :
• Maag kronis korups tipe A, dimana perubahan histopatologik terjadi pada korpus dan kardia lambung. Tipe ini sering dihubungkan dengan proses oto–imun dan dapat berlanjut menjadi anemia pernisiosa.
• Maag kronis antrim tipe B, tipe ini merupakan tipe yang paling sering dijumpai, yang sering dihubungkan dengan infeksi kuman Helycobacter pylori (H. Pyilori).
• Maag multifokal atau tipe AB yang distribusinya meyebar ke seluruh gaster (lambung). Seiring dengan orang yang lanjut usia, penyebaran ke arah korupspun meningkat.
Pada gastritis kronis oto-imun pengobatannya ditujukan pada anemia pernisiosa yang diakibatkannya. Untuk memperbaiki keadaan anemianya,dapat menggunakan vitamin B-12 parenteral. Pada gastritis kronis yang berhubungan dengan kuman tersebut dianjurkan Eradikasi H. Pylori. Eradikasi dapat mengembalikan gambaran histopatologimenjadi normal.
Adapun berbagai kombinasi obat untuk eradikasi kuman H. Pylori adalah :
1. Quadriple therapy (bila terapi setandar dengan terapi triple gagal).
Kombinasi antara PPI (lihat diatas), CBS (4 x 120 mg/hari) dengan dua macam anti biotika dipilih dari Amoksisilin, Klaritomisin, Tetrasiklin atau Metonodasol
2. Triple drugs (diberikan 1-2 minggu)
Bismuth triple therapy : Colloidal bismuth subnitrat (CBS) 4 x 120 mg / hari + Pilih 2 diantara 3 : Metronidasol 4 x 500 mg / hari, Amoksisilin 4 x 500 mg/hari, dan Tetrasiklin 4 x 500 mg/hari.
“Proton Pump Inhibitor (PPI) based†triple therapy :
Omeprasol 2 x 20 mg/hari atau Lansoprasol 2 x 30 mg/hari atau Lansoprasol 2 x 40 mg/hari + 2 antibiotika dari : Klaritromosin 2 x 250-500 mg/hari, Amoksisilin 2 x 1000 mg/hari atau metronidasol 2 x 400-500 mg/hari.
Adanya luka dalam perut yang timbul pada seseorang yang menjadikan orang tersbut nyeri ulu hati yang sangat perih,dikarenakan orang tersebut menderita gastritis dalam waktu yang lama. Luka dapat terjadi pada dinding lambung ataupun pada dinding usus halus atau duodenum. Dalam sistem pencernaan, pengaturan makanan dalam perut dilaksanakan oleh sejumlah hormon dan persyarafan. Terjadinya luka pada dinding lambung karena adanya gangguan pada pengaturan syaraf dan hormonal, dan sering kali mengeluarkan asam lambung.
Penyebab dan Gejala-Gejala Penyakit Maag (Gastritis)
Adapun penyebab dari penyakit ini dibedakan menjadi dua macam yaitu dikarenakan zat eksternal dan internal. Zat eksternal adalah zat dari luar tubuh yang dapat menyebabkan korosif atau iritasi lambung. Sedangkan zat internal adalah pengeluaran zat asam lambung yang berlebihan dan tidak teratur. Adapun gejala lain yang bisa terjadi adalah karena stres yang berkepanjangan yang dapat mengakibatkan produksi asam lambung berlebih.
Kondisi-kondisi penyebabnya antara lain :
1. Penyebab zat eksternal yang menyebabkan iritasi dan infeksi
• Alkohol
• Obat-obatan
• Infeksi bakteri atau virus
• Bahan korosif
• Keracunan
2. Penyebab zat internal (adanya penyebab meningkatnya asam lambung yang berlebihan)
• Sering makan makanan asam, pedas termasuk lada
• Kebiasaan makan yang tidak teratur
• Kondisi psikologis stres mental dan frustrasi
Semua penyebab-penyebab tersebut dapat menyebabkan kerusakan ketahanan selaput lambung. Apabila keadaan tersebut dibiarkan secara terus menerus tanpa adanya asupan makanan yang masuk maka, akan terjadi peningkatan asam lambung yang akan meningkatkan perangsangan kolinergik selanjutnya akan meningkatkan motilitas lambung. Peningkatan motilitas lambung dapat menyebabkan erosi pada lambung, jika dibiarkan maka dapat menyebabkan tukak lambung.
0 Respon Pada "Penjelasan/Informasi Penyakit Maag (Penyebab, Gejala, Jenis/Macam, Pengobatan)"
Posting Komentar