Mengapa rencana insentif tidak berhasil?
Kinerja yang baik senantiasa menjadi idaman tiap perusahaan. Perusahaan melakukan berbagai macam cara untuk dapat mendongkrak kinerjanya. Manajemen berpikir keras untuk menyusun strategi bagaimana meningkatkan kinerja karyawannya. Salah satu jalan yang ditempuh adalah dengan memberikan kompensasi yang layak dan memuaskan kepada para keryawannya.
Beberapa macam insentif diberikan untuk memberikan motivasi agar karyawan bekerja dengan lebih baik. Beberapa perusahaan berhasil dengan metode ini, namun ada juga beberapa yang mengalami kegagalan. Mengapa rencana insentif tidak berhasil? Beberapa faktor yang menyebabkan insentif tidak berhasil meningkatkan kinerja karyawan adalah :
1. Pembayaran insentif tidak menggantikan manajemen yang baik. Instruksi yang kurang fokus, sasaran yang tidak jelas, pemilihan dan pelatihan karyawan yang tidak memadai, tidak tersedianya peralatan, manajemen yang bermusuhan adalah beberapa faktor yang merintangi kinerja.
2. Pemberian insentif yang tidak direncanakan dengan matang kepada karyawan produksi atas output/kuantitas produksi mereka justru mendorong karyawan untuk bekerja terburu-buru dan asal-asalan, dan akhirnya akan menghasilkan hasil produksi yang kurang berkualitas.
3. Harus diingat bahwa pembayaran berupa uang hanyalah motivator dan kepatuhan sesaat, dan saat insetif tersebut hilang, maka motivasi akan hilang juga. Yang lebih penting adalah bahwa insentif hanya merupakan penghargaan tambahan kepa karyawan, dan bukan hal yang utama. Yang lebih diutamakan adalah penghargaan atas eksistensi mereka, sehingga secara pribadi karyawan dihargai sebagai bagian yang penting dari sebuah keluarga diperusahaan.
4. Harus diperhitungkan bahwa beberapa karyawan merasa bahwa insentif merupakan bentuk sikap merendahkan atas apa yang mereka kerjakan dengan sukarela.
Beberapa hal singkat di atas harus diperhatikan saat rencana insentif akan dijalankan pada suatu perusahaan. Dalam kondisi tertentu, karyawan berhak mendapatkan insentif. Namun hal ini haruslah diberikan ketika mereka benar-benar mengetahui dan memahami bahwa mereka memang layak mendapatkan insentif tersebut.
Pemberian insentf pada individu yang tepat dan pada saat yang tepat akan meningkatkan kinerja. Sebagai contoh, insentif dapat diberikan pada unit penjualan ketika angka penjualan meningkat atau mencapai target. Transparansi kinerja sangatlah penting untuk diketahui oleh setiap karyawan, sehingga antara individu satu dengan yang lainnya bias saling menerima atas insentif yang mereka dapatkan.
Referensi: Gary Dessler, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jilid 2,2007
Oleh : Suprapto
Kinerja yang baik senantiasa menjadi idaman tiap perusahaan. Perusahaan melakukan berbagai macam cara untuk dapat mendongkrak kinerjanya. Manajemen berpikir keras untuk menyusun strategi bagaimana meningkatkan kinerja karyawannya. Salah satu jalan yang ditempuh adalah dengan memberikan kompensasi yang layak dan memuaskan kepada para keryawannya.
Beberapa macam insentif diberikan untuk memberikan motivasi agar karyawan bekerja dengan lebih baik. Beberapa perusahaan berhasil dengan metode ini, namun ada juga beberapa yang mengalami kegagalan. Mengapa rencana insentif tidak berhasil? Beberapa faktor yang menyebabkan insentif tidak berhasil meningkatkan kinerja karyawan adalah :
1. Pembayaran insentif tidak menggantikan manajemen yang baik. Instruksi yang kurang fokus, sasaran yang tidak jelas, pemilihan dan pelatihan karyawan yang tidak memadai, tidak tersedianya peralatan, manajemen yang bermusuhan adalah beberapa faktor yang merintangi kinerja.
2. Pemberian insentif yang tidak direncanakan dengan matang kepada karyawan produksi atas output/kuantitas produksi mereka justru mendorong karyawan untuk bekerja terburu-buru dan asal-asalan, dan akhirnya akan menghasilkan hasil produksi yang kurang berkualitas.
3. Harus diingat bahwa pembayaran berupa uang hanyalah motivator dan kepatuhan sesaat, dan saat insetif tersebut hilang, maka motivasi akan hilang juga. Yang lebih penting adalah bahwa insentif hanya merupakan penghargaan tambahan kepa karyawan, dan bukan hal yang utama. Yang lebih diutamakan adalah penghargaan atas eksistensi mereka, sehingga secara pribadi karyawan dihargai sebagai bagian yang penting dari sebuah keluarga diperusahaan.
4. Harus diperhitungkan bahwa beberapa karyawan merasa bahwa insentif merupakan bentuk sikap merendahkan atas apa yang mereka kerjakan dengan sukarela.
Beberapa hal singkat di atas harus diperhatikan saat rencana insentif akan dijalankan pada suatu perusahaan. Dalam kondisi tertentu, karyawan berhak mendapatkan insentif. Namun hal ini haruslah diberikan ketika mereka benar-benar mengetahui dan memahami bahwa mereka memang layak mendapatkan insentif tersebut.
Pemberian insentf pada individu yang tepat dan pada saat yang tepat akan meningkatkan kinerja. Sebagai contoh, insentif dapat diberikan pada unit penjualan ketika angka penjualan meningkat atau mencapai target. Transparansi kinerja sangatlah penting untuk diketahui oleh setiap karyawan, sehingga antara individu satu dengan yang lainnya bias saling menerima atas insentif yang mereka dapatkan.
Referensi: Gary Dessler, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jilid 2,2007
Oleh : Suprapto
0 Respon Pada "Mengapa Rencana Insentif Tidak Berhasil Meningkatkan Kinerja Karyawan?"
Posting Komentar