Jumlah stasiun televisi di indonesia saat ini sangat banyak sekali mulai dari stasiun televisi tingkat nasional hingga tingkat lokal. Di kota jakarta saja sendiri mungkin sebuah tv biasa dengan antena yang juga biasa-biasa saja bisa menangkap puluhan saluran siaran televisi nasional dan lokal karena di tv saya ada sekitar 20 channel tv yang berbeda-beda. Belum lagi jika ditambah tv berlangganan baik secara legal maupun ilegal.
Kebanyakan orang tidak menyadari bahayanya siaran televisi yang ada saat ini karena mungkin pola pikirnya sudah ikut pada pola pikir (doktrin/propaganda) yang sengaja ditanamkan oleh saluran tv yang ada. Yang paling rentan adalah anak-anak dan remaja yang sangat mudah dibentuk pola pikirnya oleh televisi. Jadi wajar jika saat ini sumber daya manusia di indonesia secara umum bisa dikatakan kurang berkualitas. Salah satu penyebabnya bisa jadi karena tayangan tv di negara kita yang sangat buruk.
Berikut ini adalah beberapa contoh buruk siaran televisi di indonesia yang wajib kita cermati dan sikapi agar tidak berimbas kepada diri kita, keluarga dan orang-orang yang ada di sekitar kita :
1. Yang Buruk Diubah Jadi Baik
Menyulap sesuatu yang tidak baik menjadi indah bisa dilakukan oleh televisi. Tidak heran kalau akhlak budi pekerti generasi muda kita mengalami kemunduran karena berkiblat pada dunia barat. Tidak hanya gaya berpakaian dan gaya berpikir ala barat, namun juga hal-hal buruk seperti rokok, minuman keras, sisha, junk food, clubbing, pakaian tidak pantas, tato, pergaulan bebas, gank, dan lain sebagainya banyak dianggap wajar oleh sebagian muda-mudi kita. Televisi bukannya mencela tetapi netral saja dan bahkan menciptakan image yang baik.
2. Pornoaksi Bertentangan dengan Agama Islam
Karena di televisi banyak muncul orang-orang yang terbuka atau menonjolkan auratnya maka kini hal itu dianggap menjadi hal biasa di masyarakat. Bukannya dikecam tetapi justru dibiarkan tanpa ada kontrol yang jelas. Banyak wanita cantik dan gadis cakep memperlihatkan kemolekan tubuhnya yang bangga menunjukkan keindahan paha, payudara bagian atas, punggung, perut, pusar, pinggang, dan bagian terlarang diumbar lainnya.
3. Kapitalis Wani Piro
Perusahaan stasiun televisi lebih memprioritaskan acara-acara yang banyak menghasilkan keuntungan dari iklan maupun dari sumber lainnya yang berani bayar mahal untuk membeli waktu tayang. Jadi jangan heran kalau ternyata tayangan yang ada di tv seperti tidak bertanggungjawab. Semua itu akibat dari tujuan mereka yang mencari keuntungan sebesar-besarnya layaknya sopir bis umum yang kejar setoran dengan banyak melakukan pelanggaran lalulintas, masa bodoh dengan kepuasan konsumen, menomorduakan keselamatan penumpang dan mengabaikan perintah Tuhan.
4. Acara-Acara Sampah Penambah Dosa
Membicarakan kejelekan orang lain, aib orang lain, masalah orang lain, derita orang lain, kehidupan pribadi orang lain yang seharusnya tidak dipertontonkan saat ini seperti menjadi acara andalan stasiun televisi. Walaupun sudah difatwa haram dan berdampak tidak baik, tetapi tetap saja masih banyak tayangan seperti itu di layar tv kita.
5. Sekulerisme, Hedonisme, Vandalisme, Dsb
Rata-rata acara di televisi yang bukan acara agama seperti lupa dengan tujuan hidup manusia, yaitu ibadah kepada Tuhan yang Maha Esa. Belum lagi nilai-nilai hidup yang ditanamkan dalam banyak acara televisi yaitu seperti hedonisme yang mengejar kenikmatan dunia, vandalisme yang menganggap keren tindakan jahat, kknisme yang memuja korupsi dan kolusi, dan masih banyak lagi nilai-nilai buruk yang disisipkan dalam tayangan televisi.
6. Mengajarkan Kebodohan
Ada banyak acara yang masuk dalam kategori hiburan yang kebablasan karena membuat penonton kecanduan dan membuat pemirsanya jadi kurang rasional. Acara sinetron, acara komedi, acara gosip, acara adu domba, dan lain sebagainya. Sinetron suka menampilkan kehidupan yang tidak wajar seolah-oleh wajar berlaku umum di masyarakat, serta cara penyelesaian suatu masalah yang bertele-tele, aneh dan tidak tepat. Para penonton yang hidup di dunia nyata, terkadang jadi malas menyelesaikan masalahnya dan lebih suka lari ke televisi untuk melupakan berbagai beban hidup yang seharusnya dihadapi dengan dukungan berbagai pihak.
7. Merusak Generasi Muda
Banyak acara-acara televisi dan iklan televisi yang tidak layak dilihat oleh anak-anak, bisa dilihat dengan mudah karena muncul di saat anak-anak belum tidur. Acara anak-anak yang mengandung kekerasan yang dibalut kelucuan juga kerap menghiasi layar televisi kita. Belum lagi banyak iklan produk yang tidak baik untuk anak-anak dan bisa jadi iklan-iklan orang dewasa yang tidak pantas dilihat anak-anak muncul di sela-sela acara anak-anak.
8. Menokohkan Orang Yang Tidak Layak Jadi Panutan
Televisi bersama media massa lainnya bisa menyulap orang jahat dan tercela menjadi mulia dan disanjung setinggi langin sehingga menyesatkan orang banyak. Begitu pun sebaliknya orang baik pun bisa difitnah hingga hancur nama baiknya oleh media massa.
9. Alat Kendaraan Politik
Stasiun televisi seperti memihak partai politik atau calon pemimpin tertentu yang punya banyak uang untuk membeli jam tayang acara televisi. Stasiun televisi yang dimiliki oleh politikus tertentu juga sering menayangkan orang itu lengkap dengan berbagai pesonanya. Netralitas stasiun tv pun kerap jadi dipertanyakan netralitasnya.
10. Menutup-Tutupi Kebenaran Berlandaskan Kepentingan
Sesuatu yang penting untuk kita ketahui terkadang tidak banyak dibahas di media massa, dan lebih celakanya lagi adalah memutarbalikkan fakta. Biasanya yaitu hal-hal yang berhubungan dengan konflik agama, kasus hukum dan masalah politik. Sering terjadi orang-orang non muslim membuat gara-gara tetapi yang disalahkan justru orang-orang muslim. Kasus-kasus besar yang menimpa orang-orang kuat biasanya akan hilang dan lenyap bak ditelan bumi.
====
Dari sekian banyak keburukan yang ada, juga ada banyak kebaikan dari televisi. Jika dipegang oleh orang yang salah, televisi bisa merusak negara kita secara perlahan-lahan (senjata makan tuan). Namun jika televisi dikelola oleh orang yang benar dan tepat, maka televisi akan menjadi pemersatu bangsa, pemacu semangat untuk maju, pencerdas kehidupan bangsa, pemberi contoh akhlak terpuji, dan masih banyak segudang kebaikan lainnya.
Silahkan anda pikirkan sendiri tentang dunia pertelevisian indonesia saat ini dan apa yang bisa anda lakukan untuk menempatkan orang yang tepat di media massa kita.
Kebanyakan orang tidak menyadari bahayanya siaran televisi yang ada saat ini karena mungkin pola pikirnya sudah ikut pada pola pikir (doktrin/propaganda) yang sengaja ditanamkan oleh saluran tv yang ada. Yang paling rentan adalah anak-anak dan remaja yang sangat mudah dibentuk pola pikirnya oleh televisi. Jadi wajar jika saat ini sumber daya manusia di indonesia secara umum bisa dikatakan kurang berkualitas. Salah satu penyebabnya bisa jadi karena tayangan tv di negara kita yang sangat buruk.
Berikut ini adalah beberapa contoh buruk siaran televisi di indonesia yang wajib kita cermati dan sikapi agar tidak berimbas kepada diri kita, keluarga dan orang-orang yang ada di sekitar kita :
1. Yang Buruk Diubah Jadi Baik
Menyulap sesuatu yang tidak baik menjadi indah bisa dilakukan oleh televisi. Tidak heran kalau akhlak budi pekerti generasi muda kita mengalami kemunduran karena berkiblat pada dunia barat. Tidak hanya gaya berpakaian dan gaya berpikir ala barat, namun juga hal-hal buruk seperti rokok, minuman keras, sisha, junk food, clubbing, pakaian tidak pantas, tato, pergaulan bebas, gank, dan lain sebagainya banyak dianggap wajar oleh sebagian muda-mudi kita. Televisi bukannya mencela tetapi netral saja dan bahkan menciptakan image yang baik.
2. Pornoaksi Bertentangan dengan Agama Islam
Karena di televisi banyak muncul orang-orang yang terbuka atau menonjolkan auratnya maka kini hal itu dianggap menjadi hal biasa di masyarakat. Bukannya dikecam tetapi justru dibiarkan tanpa ada kontrol yang jelas. Banyak wanita cantik dan gadis cakep memperlihatkan kemolekan tubuhnya yang bangga menunjukkan keindahan paha, payudara bagian atas, punggung, perut, pusar, pinggang, dan bagian terlarang diumbar lainnya.
3. Kapitalis Wani Piro
Perusahaan stasiun televisi lebih memprioritaskan acara-acara yang banyak menghasilkan keuntungan dari iklan maupun dari sumber lainnya yang berani bayar mahal untuk membeli waktu tayang. Jadi jangan heran kalau ternyata tayangan yang ada di tv seperti tidak bertanggungjawab. Semua itu akibat dari tujuan mereka yang mencari keuntungan sebesar-besarnya layaknya sopir bis umum yang kejar setoran dengan banyak melakukan pelanggaran lalulintas, masa bodoh dengan kepuasan konsumen, menomorduakan keselamatan penumpang dan mengabaikan perintah Tuhan.
4. Acara-Acara Sampah Penambah Dosa
Membicarakan kejelekan orang lain, aib orang lain, masalah orang lain, derita orang lain, kehidupan pribadi orang lain yang seharusnya tidak dipertontonkan saat ini seperti menjadi acara andalan stasiun televisi. Walaupun sudah difatwa haram dan berdampak tidak baik, tetapi tetap saja masih banyak tayangan seperti itu di layar tv kita.
5. Sekulerisme, Hedonisme, Vandalisme, Dsb
Rata-rata acara di televisi yang bukan acara agama seperti lupa dengan tujuan hidup manusia, yaitu ibadah kepada Tuhan yang Maha Esa. Belum lagi nilai-nilai hidup yang ditanamkan dalam banyak acara televisi yaitu seperti hedonisme yang mengejar kenikmatan dunia, vandalisme yang menganggap keren tindakan jahat, kknisme yang memuja korupsi dan kolusi, dan masih banyak lagi nilai-nilai buruk yang disisipkan dalam tayangan televisi.
6. Mengajarkan Kebodohan
Ada banyak acara yang masuk dalam kategori hiburan yang kebablasan karena membuat penonton kecanduan dan membuat pemirsanya jadi kurang rasional. Acara sinetron, acara komedi, acara gosip, acara adu domba, dan lain sebagainya. Sinetron suka menampilkan kehidupan yang tidak wajar seolah-oleh wajar berlaku umum di masyarakat, serta cara penyelesaian suatu masalah yang bertele-tele, aneh dan tidak tepat. Para penonton yang hidup di dunia nyata, terkadang jadi malas menyelesaikan masalahnya dan lebih suka lari ke televisi untuk melupakan berbagai beban hidup yang seharusnya dihadapi dengan dukungan berbagai pihak.
7. Merusak Generasi Muda
Banyak acara-acara televisi dan iklan televisi yang tidak layak dilihat oleh anak-anak, bisa dilihat dengan mudah karena muncul di saat anak-anak belum tidur. Acara anak-anak yang mengandung kekerasan yang dibalut kelucuan juga kerap menghiasi layar televisi kita. Belum lagi banyak iklan produk yang tidak baik untuk anak-anak dan bisa jadi iklan-iklan orang dewasa yang tidak pantas dilihat anak-anak muncul di sela-sela acara anak-anak.
8. Menokohkan Orang Yang Tidak Layak Jadi Panutan
Televisi bersama media massa lainnya bisa menyulap orang jahat dan tercela menjadi mulia dan disanjung setinggi langin sehingga menyesatkan orang banyak. Begitu pun sebaliknya orang baik pun bisa difitnah hingga hancur nama baiknya oleh media massa.
9. Alat Kendaraan Politik
Stasiun televisi seperti memihak partai politik atau calon pemimpin tertentu yang punya banyak uang untuk membeli jam tayang acara televisi. Stasiun televisi yang dimiliki oleh politikus tertentu juga sering menayangkan orang itu lengkap dengan berbagai pesonanya. Netralitas stasiun tv pun kerap jadi dipertanyakan netralitasnya.
10. Menutup-Tutupi Kebenaran Berlandaskan Kepentingan
Sesuatu yang penting untuk kita ketahui terkadang tidak banyak dibahas di media massa, dan lebih celakanya lagi adalah memutarbalikkan fakta. Biasanya yaitu hal-hal yang berhubungan dengan konflik agama, kasus hukum dan masalah politik. Sering terjadi orang-orang non muslim membuat gara-gara tetapi yang disalahkan justru orang-orang muslim. Kasus-kasus besar yang menimpa orang-orang kuat biasanya akan hilang dan lenyap bak ditelan bumi.
====
Dari sekian banyak keburukan yang ada, juga ada banyak kebaikan dari televisi. Jika dipegang oleh orang yang salah, televisi bisa merusak negara kita secara perlahan-lahan (senjata makan tuan). Namun jika televisi dikelola oleh orang yang benar dan tepat, maka televisi akan menjadi pemersatu bangsa, pemacu semangat untuk maju, pencerdas kehidupan bangsa, pemberi contoh akhlak terpuji, dan masih banyak segudang kebaikan lainnya.
Silahkan anda pikirkan sendiri tentang dunia pertelevisian indonesia saat ini dan apa yang bisa anda lakukan untuk menempatkan orang yang tepat di media massa kita.
sangat setuju sekali dengan yang di paparkan di atas.
BalasHapussemoga KPI membaca ini !
Semakin Banyak Tontonan Yang Menjadi Tuntunan [Negatif]
Kemana KPI yah ?!!
baca artikel di atas saya jadi miris dengan keadaan tayangan di negara ini, semoga KPI benar-benar melakukan tugasnya!!
BalasHapus