Anak yang baik adalah anak yang menuruti apa yang diperintahkan dan yang diinginkan oleh orangtua selama perintah tersebut tidak bertentangan dengan hukum, agama dan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Anak yang tidak baik adalah anak yang sering membuat orangtuanya kecewa, marah, khawatir, cemas, malu, rugi, dan lain sebagainya. Anak yang baik harus mampu membuat orangtuanya bahagia dan bangga dengan apa-apa yang diperbuatnya. Orangtua yang mempunyai anak yang baik akan merasa senang dan bangga kepada anaknya.
Memang langka ada anak yang sempurna yang tidak pernah membuat cemas dan khawatir orangtuanya. Umumnya selalu silih berganti antara membuat cemas atau khawatir dan membuat orangtua bahagia. Jika seorang anak sayang kepada orangtuanya biasanya ingin selalu menjadi anak yang baik dan berbakti kepada orangtuanya sehingga selalu bersupaya untuk tidak menyebabkan ortunya cemas apalagi marah kepadanya. Dibutuhkan niat dan pengaplikasian riil yang sudah pasti membutuhkan pengorbanan waktu, pikiran dan perasaan dari seorang anak demi menyenangkan ortu tercinta.
Hal berikut ini dapat dicoba oleh anak-anak baik yang masih kecil maupun yang remaja supaya orangtua atau walinya tidak merasa cemas atau khawatir :
1. Langsung Pulang Ke Rumah
Sepulang sekolah/kuliah, sepulang bimbel (bimbingan belajar), setelah main, setelah belajar kelompok, setelah membeli sesuatu, selepas sholat di masjid/musholla, dan lain sebagainya segeralah untuk pulang ke rumah dan jangan ditunda-tunda terlalu lama karena semakin lama anak sampai di rumah maka semakin cemas pula orangtua yang selalu menanti di rumah.
2. Belajar dengan Sungguh-Sungguh
Nilai dari sekolah dan kuliah yang bagus dapat membuat orangtua menjadi tidak khawatir terhadap kelangsungan pendidikan anaknya. Berbeda dengan anak yang nilainya selalu jelek-jelek akan membuat cemas orangtua yang telah mati-matian membiayainya sekolah atau kuliah. Selain nilai, prestasi penunjang lainnya pun turut menyempurnakan rasa bangga orangtua kepada anaknya.
3. Menjadi Anak yang Sholeh Rajin Ibadah
Anak yang soleh yang gemar beribadah dan menjalankan perintah agama secara konsisten akan menghilangkan kecemasan dasar pada orangtua. Dengan keimanan dan ketakwaan yang baik maka seorang anak akan memiliki tameng terhadap berbagai keburukan-keburukan yang biasanya mempengaruhi anak-anak yang imannya atau ketakwaannya kepada Tuhan kurang. Orangtua nantinya tinggal mengarahkan anaknya saja agar tidak salah salam memahami suatu ajaran agama.
4. Tidak Manja dan Siap Hidup Mandiri
Anak yang mandiri tidak akan merasa kesulitan jika harus mengurus dirinya sendiri atau bahkan menghidupi dirinya sendiri karena berbagai sebab. Anak yang mandiri tidak akan selalu meminta dari orangtuanya dan akan berusaha untuk tidak bergantung kepada orangtuanya. Akan sangat lebih baik lagi jika mampu membantu orangtuanya yang kurang mampu secara finansial hasil jerih payahnya sendiri.
5. Sayang kepada Orangtua dan Keluarga Besar
Anak yang baik selalu sayang kepada keluarga yang selalu menerima dirinya dalam keadaan apapun juga. Keluarga harus dianggap sebagai sesuatu yang tidak ternilai harganya dan merupakan sesuatu yang sangat penting di dalam hidupnya. Anak yang sayang kepada orangtua dan keluarga akan menjaga keutuhan keluarganya dari berbagai gangguan dari dalam maupun dari luar.
6. Tidak Membuat Malu Keluarga di dalam Masyarakat
Anak yang baik selalu menjaga perilakunya di mana pun dia berada. Tidak mudah terjerumus pada hal-hal negatif yang bisa menjadi aib bagi keluarga besar. Contohnya seperti melakukan tindak kriminal, melakukan kenakalan demi kenakalan, suka membual di depan orang-orang, suka mengganggu keharmonisan rumah tangga orang, dan lain sebagainya.
7. Tidak Salah Bergaul / Berteman
Anak yang cerdas dapat membedakan mana teman yang baik dan mana teman yang buruk bagi dirinya. Teman yang baik akan selalu dipertahankan dan teman yang tidak baik akan selalu diwaspadai (jaga jarak). Lebih cerdas lagi apabila bisa memanfaatkan teman-temannya bagi kebaikan dirinya tanpa temannya merasa dirugikan atau dizalimi (win-win solution). Orangtua pun akan mengingatkan jika anaknya berteman dengan orang-orang yang dipandangnya kurang baik dan memiliki itidak yang tidak baik kepada anak-anaknya.
8. Mau Mengikuti Nasehat Orangtua
Biasanya para orangtua akan selalu memberikan nasihat-nasihat yang baik kepada anak-anaknya agar anaknya bisa selamat hidup di dunia maupun di akherat kelak. Anak yang baik adalah anak yang mau mendengarkan nasihat orangtuanya, mau memahami nasihat orangtuanya dan juga mau menjalankan nasihat-nasihat yang baik-baik sebagai bekal dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
9. Pacaran yang Baik dan Sehat
Ketika punya pacar anak yang baik harus memperkenalkan pacarnya kepada orangtuanya dan harus memperkenalkan dirinya kepada orangtua pacarnya agar orangtua kedua belah pihak tidak khawatir anaknya jatuh cinta kepada orang yang salah. Anak yang baik tidak menjerumuskan dirinya kepada perilaku-perilaku maksiat dan menyimpang yang dapat membuat orangtuanya sedih apabila mengetahuinya. Pacaranlah untuk saling kenal mengenal satu sama lain sebagai persiapan pernikahan, bukan untuk sekedar main-main atau untuk pamer kepada orang lain.
10. Mampu Menjaga Emosi
Sebagai anak yang baik jangan sampai melampiaskan kekesalan atau kemarahan kepada bapak ibu orangtuanya karena perbuatan tersebut adalah perbuatan yang tidak terpuji. Hindarkanlah dari segala perkataan maupun perbuatan yang tidak sopan yang ditujukan kepada orangtua. Bagaimanapun perilaku orangtua kepada kita, kita tetap harus menahan emosi dan lebih banyak mengalah demi kebaikan bersama.
11. Bisa Membagi Waktu
Orangtua akan sangat cemas jika anaknya tidak bisa membagi waktu seperti terlalu sering main game, terlalu lama nonton televisi, sering nongkrong dengan teman-teman, sering lupa makan, kebanyakan jalan-jalan di mall, dan lain sebagainya yang membuat waktu belajar dan ibadah menjadi sangat kurang. Jadilah anak yang bijaksana menjalani hidup dengan membagi waktu yang proporsional untuk mencapai masa depan yang cerah.
12. Memiliki Cita-Cita yang Baik dan Dapat Dicapai
Ketika anak memiliki suatu impian dan harapan yang ingin diraih, maka orangtua akan selalu mendukung, selama apa yang dicita-citakan baik bagi anaknya kelak. Terkadang orangtua memaksakan kehendaknya untuk urusan masa depan anaknya, sehingga anak merasa terkekang dan tidak bebas menentukan jalan hidupnya. Tidak ada salahnya mengikuti keinginan orangtua namun tidak meninggalkan cita-cita pribadinya yang pada saatnya nanti bisa membuktikan kepada orangtuanya bahwa sang anak tidak main-main dalam upaya mewujudkan impiannya.
Memang langka ada anak yang sempurna yang tidak pernah membuat cemas dan khawatir orangtuanya. Umumnya selalu silih berganti antara membuat cemas atau khawatir dan membuat orangtua bahagia. Jika seorang anak sayang kepada orangtuanya biasanya ingin selalu menjadi anak yang baik dan berbakti kepada orangtuanya sehingga selalu bersupaya untuk tidak menyebabkan ortunya cemas apalagi marah kepadanya. Dibutuhkan niat dan pengaplikasian riil yang sudah pasti membutuhkan pengorbanan waktu, pikiran dan perasaan dari seorang anak demi menyenangkan ortu tercinta.
Hal berikut ini dapat dicoba oleh anak-anak baik yang masih kecil maupun yang remaja supaya orangtua atau walinya tidak merasa cemas atau khawatir :
1. Langsung Pulang Ke Rumah
Sepulang sekolah/kuliah, sepulang bimbel (bimbingan belajar), setelah main, setelah belajar kelompok, setelah membeli sesuatu, selepas sholat di masjid/musholla, dan lain sebagainya segeralah untuk pulang ke rumah dan jangan ditunda-tunda terlalu lama karena semakin lama anak sampai di rumah maka semakin cemas pula orangtua yang selalu menanti di rumah.
2. Belajar dengan Sungguh-Sungguh
Nilai dari sekolah dan kuliah yang bagus dapat membuat orangtua menjadi tidak khawatir terhadap kelangsungan pendidikan anaknya. Berbeda dengan anak yang nilainya selalu jelek-jelek akan membuat cemas orangtua yang telah mati-matian membiayainya sekolah atau kuliah. Selain nilai, prestasi penunjang lainnya pun turut menyempurnakan rasa bangga orangtua kepada anaknya.
3. Menjadi Anak yang Sholeh Rajin Ibadah
Anak yang soleh yang gemar beribadah dan menjalankan perintah agama secara konsisten akan menghilangkan kecemasan dasar pada orangtua. Dengan keimanan dan ketakwaan yang baik maka seorang anak akan memiliki tameng terhadap berbagai keburukan-keburukan yang biasanya mempengaruhi anak-anak yang imannya atau ketakwaannya kepada Tuhan kurang. Orangtua nantinya tinggal mengarahkan anaknya saja agar tidak salah salam memahami suatu ajaran agama.
4. Tidak Manja dan Siap Hidup Mandiri
Anak yang mandiri tidak akan merasa kesulitan jika harus mengurus dirinya sendiri atau bahkan menghidupi dirinya sendiri karena berbagai sebab. Anak yang mandiri tidak akan selalu meminta dari orangtuanya dan akan berusaha untuk tidak bergantung kepada orangtuanya. Akan sangat lebih baik lagi jika mampu membantu orangtuanya yang kurang mampu secara finansial hasil jerih payahnya sendiri.
5. Sayang kepada Orangtua dan Keluarga Besar
Anak yang baik selalu sayang kepada keluarga yang selalu menerima dirinya dalam keadaan apapun juga. Keluarga harus dianggap sebagai sesuatu yang tidak ternilai harganya dan merupakan sesuatu yang sangat penting di dalam hidupnya. Anak yang sayang kepada orangtua dan keluarga akan menjaga keutuhan keluarganya dari berbagai gangguan dari dalam maupun dari luar.
6. Tidak Membuat Malu Keluarga di dalam Masyarakat
Anak yang baik selalu menjaga perilakunya di mana pun dia berada. Tidak mudah terjerumus pada hal-hal negatif yang bisa menjadi aib bagi keluarga besar. Contohnya seperti melakukan tindak kriminal, melakukan kenakalan demi kenakalan, suka membual di depan orang-orang, suka mengganggu keharmonisan rumah tangga orang, dan lain sebagainya.
7. Tidak Salah Bergaul / Berteman
Anak yang cerdas dapat membedakan mana teman yang baik dan mana teman yang buruk bagi dirinya. Teman yang baik akan selalu dipertahankan dan teman yang tidak baik akan selalu diwaspadai (jaga jarak). Lebih cerdas lagi apabila bisa memanfaatkan teman-temannya bagi kebaikan dirinya tanpa temannya merasa dirugikan atau dizalimi (win-win solution). Orangtua pun akan mengingatkan jika anaknya berteman dengan orang-orang yang dipandangnya kurang baik dan memiliki itidak yang tidak baik kepada anak-anaknya.
8. Mau Mengikuti Nasehat Orangtua
Biasanya para orangtua akan selalu memberikan nasihat-nasihat yang baik kepada anak-anaknya agar anaknya bisa selamat hidup di dunia maupun di akherat kelak. Anak yang baik adalah anak yang mau mendengarkan nasihat orangtuanya, mau memahami nasihat orangtuanya dan juga mau menjalankan nasihat-nasihat yang baik-baik sebagai bekal dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
9. Pacaran yang Baik dan Sehat
Ketika punya pacar anak yang baik harus memperkenalkan pacarnya kepada orangtuanya dan harus memperkenalkan dirinya kepada orangtua pacarnya agar orangtua kedua belah pihak tidak khawatir anaknya jatuh cinta kepada orang yang salah. Anak yang baik tidak menjerumuskan dirinya kepada perilaku-perilaku maksiat dan menyimpang yang dapat membuat orangtuanya sedih apabila mengetahuinya. Pacaranlah untuk saling kenal mengenal satu sama lain sebagai persiapan pernikahan, bukan untuk sekedar main-main atau untuk pamer kepada orang lain.
10. Mampu Menjaga Emosi
Sebagai anak yang baik jangan sampai melampiaskan kekesalan atau kemarahan kepada bapak ibu orangtuanya karena perbuatan tersebut adalah perbuatan yang tidak terpuji. Hindarkanlah dari segala perkataan maupun perbuatan yang tidak sopan yang ditujukan kepada orangtua. Bagaimanapun perilaku orangtua kepada kita, kita tetap harus menahan emosi dan lebih banyak mengalah demi kebaikan bersama.
11. Bisa Membagi Waktu
Orangtua akan sangat cemas jika anaknya tidak bisa membagi waktu seperti terlalu sering main game, terlalu lama nonton televisi, sering nongkrong dengan teman-teman, sering lupa makan, kebanyakan jalan-jalan di mall, dan lain sebagainya yang membuat waktu belajar dan ibadah menjadi sangat kurang. Jadilah anak yang bijaksana menjalani hidup dengan membagi waktu yang proporsional untuk mencapai masa depan yang cerah.
12. Memiliki Cita-Cita yang Baik dan Dapat Dicapai
Ketika anak memiliki suatu impian dan harapan yang ingin diraih, maka orangtua akan selalu mendukung, selama apa yang dicita-citakan baik bagi anaknya kelak. Terkadang orangtua memaksakan kehendaknya untuk urusan masa depan anaknya, sehingga anak merasa terkekang dan tidak bebas menentukan jalan hidupnya. Tidak ada salahnya mengikuti keinginan orangtua namun tidak meninggalkan cita-cita pribadinya yang pada saatnya nanti bisa membuktikan kepada orangtuanya bahwa sang anak tidak main-main dalam upaya mewujudkan impiannya.
0 Respon Pada "Cara yang Bisa Dilakukan Anak-Anak Agar Tidak Membuat OrangTua Khawatir/Cemas"
Posting Komentar