Yang menjadi penyebab banjir semakin hari semakin parah adalah akibat dari hilangnya tempat-tempat penyimpanan air hujan yang turun dari langit. Hujan yang turun mengalir begitu saja ke sungai menuju ke laut. Masalah akan muncul ketika sungai yang ada tidak mampu menampung debit air yang masuk ke dalamnya. Jika itu terjadi, maka daerah sekitar sungai yang rendah pun akan menjadi perluasan areal sungai. Area perluasan sungai yang terbentuk secara alami bukan tidak mungkin dapat mengenai daerah-daerah yang didiami oleh manusia atau yang dikelola oleh manusia.
Apabila air yang masuk ke sungai tidak begitu banyak, serta sungai yang ada tidak terlalu dangkal, maka banjir tidak akan terjadi. Semua air akan dapat ditampung oleh sungai atau kali yang ada sehingga tidak menimbulkan dampak yang merusak. Pada jaman dahulu ketika hutan ada di mana-mana mungkin banjir tetap terjadi karena sungai tidak mampu menampung semua air yang datang. Jika itu yang terjadi maka sebaiknya daerah rawan banjir yang didiami manusia dan yang dikelola masyarakat dikuasai oleh pemerintah demi menyelamatkan rakyat dari bencana banjir yang bisa datang kapan saja.
Hutan dapat menjadi spon air yang sangat efektif. Guguran daun, ranting dan batang pohon yang membusuk akan menjadi lantai hutan yang siap menampung air dalam jumlah yang cukup banyak. Dengan demikian maka tumbuhan hutan pun akan dengan mudah mendapatkan pasokan air untuk kebutuhan hidupnya. Hewan-hewan hutan pun sudah pasti akan turut mengkonsumsi air yang ada di sekitar hutan.
Saat ini ada banyak hutan yang gundul dan lahan kritis yang tersebar di seluruh pelosok tanah air. Jika hutan yang hilang dan lahan yang tidak produktif dijadikan hutan, maka air hujan yang turun dapat tertahan di hutan buatan tersebut. Jika ditambah dengan membuat rawa-rawa buatan, maka akan hal tersebut akan menjadi lebih baik lagi. Semakin banyak hutan dan rawa maka akan semakin baik. Yang jelas, manusia harus dijauhkan dari hutan dan rawa tersebut agar tidak dirusak. Hanya orang-orang yang diperbolehkan saja yang diberikan izin untuk memanfaatkan hutan dan rawa yang ada.
Jika pemerintah kekurangan dana dan tenaga untuk membuat hutan buatan dan rawa buatan dari hutan gundul dan tanah lahan kritis maka sebaiknya serahkan saja kepada masyarakat luas. Biarkan rakyat indonesia maupun warga negara lainnya turut serta memperbaiki lingkungan yang telah rusak parah. Pemerintah tinggal memberikan dana semampunya dan juga bimbingan bagi orang-orang yang ingin berpartisipasi melestarikan lingkungan. Pemerintah dapat membuka kotak sedekah khusus untuk kegiatan pelestarian alam tersebut yang disodorkan kepada warga masyarakat indonesia dan dunia internasional yang tidak dapat turut serta datang langsung ke lokasi pembuatan hutan dan rawa-rawa buatan.
Setelah program ini berhasil pemerintah jangan lagi dengan begitu mudahnya memberikan izin pengelolaan hutan kepada pengusaha karena harus melalui pengawasan yang ketat via satelit agar masyarakat bisa melihat langsung bagaimana permainan pengusaha yang mendapatkan hak untuk mengelola hutan. Pemerintah beserta warga masyarakat sekitar lokasi pun juga memiliki andil untuk menjaga hutan dan rawa-rawa buatan tersebut agar tidak dirusak oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Dengan demikian maka air hujan yang merupakan berkah dari Tuhan akan tetap menjadi berkah karena tidak menimbulkan bencana apa pun ke pada manusia dan makhluk hidup lainnya.
Home » Artikel »
ID »
Lingkungan Hidup
» Cara Mengatasi/Menghilangkan Banjir dengan Membuat Hutan dan Rawa Buatan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Respon Pada "Cara Mengatasi/Menghilangkan Banjir dengan Membuat Hutan dan Rawa Buatan"
Posting Komentar